Sebuah Coretan

Jumat, 14 Mei 2010

KSATRIA

KSATRIA


Ksatria, aku ingin sekali tuli.
Sekawanan samurai terbuat dari huruf datang menyerang.
Mencacah harga diriku seperti daging cincang.
Mereka menghinaku karena aku cuma bisa diam.
Mereka menyumpahiku karena aku rela diabaikan.

Ksatria, aku bosan diam.
Aku ingin berteriak lantang.
Menembus segenap celah dan semua lubang.
Merasuk ke ujung gendang telinga semua orang.
Aku masih sangat mencintaimu....

Ksatria, ajarkan aku menjadi naif.
Senaif dirimu yang masih bisa tertawa.
Senaif kebahagiaan di alam kita berdua.
Karena setiap detik kala kenyataan mulai bersinggungan.
Aku merasakan sakit yang nyaris tak tertahankan.
Atau, ajarkan aku menjadi penipu.
Apabila ternyata kau merasakan sakit dalam tawamu.

Ksatria, pada saat seperti ini izinkan aku bertanya.
Dimana engkou meletakan aku sekarang?
Apa masih sama seperti dulu?
Ada dalam lubuk hatimu yang paling dalam?
Sehingga keberadaanku tak pernah padam.
Ataukah namaku hanya akan melintas sekilas didetik - detik terakhirmu?
Untuk kemudian menyublim seperti arwah tersedot surga.

Ksatria, asal kou tau, engkoulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup.
Engkoulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara.
Engkoulah matahari firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara.

Ksatria, kou hadir dengan ketiadaan, sederhana dalam ketidakmengertian.
Gerakmu tiada pasti, namun aku terus disini..

M E N C I N T A I M U...
entah mengapa...