Sebuah Coretan

Selasa, 06 Mei 2014

KAMU dan AKU



Aku tau kita beda 4,5 tahun, usiamu lebih muda dariku. Kita banyak kesamaan, dari hal yang besar sampai hal yang sepele, dari kegemaran sampai alergi...sampai – sampai sifat cuex kitapun sama, bedanya adalah kamu terlalu cuex dan aku agak cuex, aku harus berusaha extra untuk menggerakan pikiranku bahwa posisiku kali ini bukanlah seorang bidadari yang dipuja – puja oleh sang pangeran. Untuk memulai memperhatikanmu, keep in touch berkomunikasi dan tetek bengek umumnya orang saling menyayangi..huft, awalnya begitu susah, mungkin karena selama ini aku tipe perempuan pasif, cuex, masa bodo..maklum selalu diperhatikan extra dan selalu dinomer satukan. Ternyata seru juga memberikan perhatian extra walau kadang sakit kala responnya biasa aja...huft, ga tau ya kalau untuk melakukan itu semua aku harus berjuang melawan ego “merasa berharga” dalam diri. Apapun itu i love you so much honey, aku ga akan pernah menyerah untuk tetap dan selalu memperhatikanmu.

Ada apa dengan kita????
“Menikah, semua orang yang belum menikah pasti ingin menikah”
Ini adalah jawaban yang ku berikan atas pertanyaan “apa kamu belum ingin menikah?”
Kita menjadi lebih dekat dan akhirnya memutuskan untuk bersama menjalani hari - hari dengan tujuan menikah. Tidak hanya sekali atau dua kali aku bertanya “sudah yakin?sudah siap?” dan kamu selalu menjawab “yakin dan siap”. Aku tidak hanya bertanya kepadamu, akupun bertanya kepadaNYA, meminta kemudahan untuk kita, bahkan terlalu serakah berdoa karena doa yang kupanjatkan tidak hanya untuk hubungan kita sekarang tapi juga pernikahan kita “ ya Robb, bila Engkau meridhoi rencana pernikahan kami,permudah dan perlancarlah, jadikan pernikahan kami nantinya adalah pernikahan yang menenangkan, pernikahan yang Engkau titipi dengan rejeki yang berlimpah dan manfaat, dikaruniani anak – anak yang sholeh dan sholehah, jadikanlah kami pasangan dunia akherat yang penuh kasih sayang...amin”.
Semangat yang kou tujukan membuat aku dan keluargaku juga bersemangat, membantu mewujudkan apa yang menjadi inginmu. Tetap ada acara tapi sederhana. Orangtuaku tidak ingin anaknya menikah dengan ala kadarnya dan untuk menghormati keluargamu tentunya, maka orangtua ku mempersiapkan sedikit demi sedikit karena keadaan kami yang tidak punya banyak budget.
Sekarang aku ga tau kemana semangat itu?berkali – kali, jauh – jauh hari aku selalu memintamu untuk sharing apapun bab pernikahan kita dengan orang tuamu, karena kita menikah bukan hanya kita yang menikah tapi keluargamu menikahi keluargaku, kita juga ga tau keinginan bapak ibu, kita ga tau adat istiadat yang dianut, pernikahan tidak sesimpel apa yang kita bayangkan karena ini melibatkan keluarga kita masing – masing.
Sesuatu terjadi, pemikiran yang aku ga tau karena kamu belum mau berbagi. “bapak menyarankan supaya kuliah dulu, katanya takut ga bisa konsentrasi bila sudah berkeluarga” dan kamu menjawab “aku bisa,aku berani bertanggungjawab”...”ya sudah terserah kamu” ujar bapak.
“bapak menyarankan untuk kuliah dulu tapi bapak ga melarang mas menikah” kata yang kau ucapkan untuk menyimpulkan ceritamu.
Kita membahas hal ini di hari rabu dan setelah itu bahkan sampai hari ini kamu g nyaman buat bercerita dan g bisa diajak bercanda. “jujur mas terpikir terus bab pernikahan”. Kamu tau aku begitu terbeban dengan jawabanmu, aku merasa sangat bersalah, aku merasa membebanimu...huft, maafkan aku.
Bila menurutmu aku tidak pantas untuk engkau perjuangkan dihadapan bapak ibumu, aku tak akan memaksa, aku tidak ingin membuatmu tertekan dan terbeban. Aku menyayangimu melebihi aku menyanyangi diriku sendiri, maafkan bila keberadaanku membuatmu terbeban.
Singkat cerita atas kemlempemanmu..kaya krupuk aja,dengan bekal diskusi dengan Alloh..weiz,emh..ora garep crita prosese..intinya akhirnya semua aku akhiri..”sudahlah mas,toh mas g punya solusi,bahkan g berusaha mencari solusi,Lusi g mau jadi beban pikiran atas keadaan yang tidak memungkinkan Lusi untuk menunggu 3 tahun lagi sampai mas lulus S2,Lusi g apa – apa,jaga kesehatan dan semoga mas jauh lebih baik dan lebih bahagia...amiin”.

I believe in You God,he is not good for me,for my Islam.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda