Sebuah Coretan

Minggu, 26 September 2010

Curhat On Air two

Curhat On Air

Terdengar sayup – sayup alunan lagunya nike ardila “ hidup adalah panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah “…dan aku adalah salah satu lakon dalam panggung sandiwara tersebut, tapi anehnya bukan dalam panggung sandiwara yang aku sutradarai, melainkan panggung sandiwara yang disutradarai oleh orang lain, dan aku adalah salah satu pemeran PEMBANTU???untung tidak dijadikan pembantu beneran..bisa – bisa jadi si Inem pelayan seksi nyaingin Atun si pembantu tetangga sebelah rumah…..:(.

Kehidupan, tidak seorangpun tau apa yang akan terjadi, semuanya merupakan misteri. Bukan hanya kehidupan, tapi semua elemen – elemen yang ada dalam kehidupan itu sendiri juga misteri, Alam Semesta beserta isinya termasuk MANUSIA yang merupakan tokoh utama dalam kehidupan. Kita semua bukan ki Joko Bodo, Dedy Corbusier atau Mamah Lorent Alm, kita hanya hambaNya yang bodoh dan penuh dosa yang tidak bisa merubah sesuatu, melihat masa depan, membaca fikiran orang lain apalagi mendengar kata hati orang lain, kadang mendengar kata hati sendiri juga kita kesulitan?betul..betul..betul..asik, ayam goreng..( upin ipin banget??? ).

Berjalannya waktu dalam hidupku, sampai akhirnya aku sampai di usia 27th dan belum menikah. Orang tuaku, sodara – sodaraku, sahabat – sahabatku, teman – temanku bahkan aku sendiri sering bertanya, APA YANG KAMU CARI???????kenapa berkali – kali kamu tidak mengiyakan niat baik orang tua yang datang bersama anak laki – laki mereka?Sersan, PNS anak tunggal, Pengawas di perusahaan pemborong, PNS anak petani sukses…apa kurangnya mereka????mereka tidak kekurangan untuk urusan dunia, bahkan lebih..tidak normalkah aku?AKU?...aku normal, aku menyukai laki – laki, aku hanya binatang jalang dari kumpulan yang terbuang, aku telah terasing dalam kehidupanku sendiri, aku tersisih dari tawa ceria bahagia…karena aku telah masuk dalam sandiwara yang telah disutradarai oleh seorang kesatria, kesatria yang telah membuat Bintang Jatuh ini meredup dan enggan bersinar bila tanpa kesatria, jawaban atas doaku selama 4 tahun tak kunjung jelas, IYA atau TIDAK, Allah selalu saja mendatangkannya dan sekejap kemudian membiarkannya pergi, entah karena Allah atau memang bagian dari panggung sandiwaranya????

Sang sutradara, Kesatria, seorang yang begitu hebat, begitu gagah, begitu cerdas, begitu lembut, begitu perhatian, begitu penyayang, begitu menyenangkan…..tapi dibalik semua itu kesatria SANGAT EGOIS!!!!!aku dijadikan pemeran PEMBANTU dalam mewujudkan cinta dan citanya yang entah akan berakhir kapan, dimana dan dengan siapa????keegoisan sang sutradara yang memanfaatkan cinta seorang pemeran pembantu, yang cintanya hanya karena Allah, yang didasari rasa ikhlas dan penuh cinta kasih, yang selalu menampung semua cerita suka dukanya, yang selalu memberinya senyum kedamaian, yang selalu memberinya dukungan dalam kondisi terburuk, yang selalu memberinya rasa nyaman, yang selalu memberinya tawa ceria, yang selalu memberinya keteduhan hati dan yang selalu memberinya kesejukan jiwa….sang sutradara selalu kembali dan kembali, kembali, kembali, untuk melepaskan penatnya kehidupan dan untuk kemudian menghilang dengan membawa senyum simpul kala mengingat raut wajahku, canda tawaku, ceritaku, nasehatku dan semua tentangku…sang sutradara hanya menyimpannnya dalam hati dan untuk kemudian kembali menjalani penatnya kehidupan yang selalu menjadi bahan cerita keluh kesahnya kepadaku….????????????

Apa yang kesatria cari?dan apa yang bintang jatuh nanti?CINTA KASIH YANG SEMPURNA, yang bisa mendamaikan perang dunia, yang bisa memadamkan kobaran api dan yang bisa mengikis batu karang??

Akhirnya Semua Akan Tiba Pada Suatu Hari Yang Biasa…..

Pada Suatu Ketika Yang Telah Lama Kita Ketahui….

Apakah Kou Masih Selembut Dahulu…..

Memintaku Minum Susu dan Tidur Yang Lelap Sambil Membisikan 3 Kata Yang Mendamaikan Hati…..

Kabut Tipis Turun Pelan - Pelan di Lembah Kasih…..

Lembah Pandalawa Wangi

Kou dan Aku Tegak Berdiri Melihat Hutan - Hutan Yang Menjadi Suram…..

Meresapi Belaian Angin Yang Menjadi Dingin…..

Apakah Kou Masih Membelaiku Semesra Dahulu…..

Ketika ku Dekap, Kou Dekaplah Lebih Mesra, Lebih Dekat….

Apa Kou Masih Akan Berkata…..

Ku Dengar Detak Jatungmu…..

Kita Begitu Banyak Persamaan Dalam Semua, Begitupun Dalam Cinta….

Kesatria, cobalah berfikir, peras otakmu, gali lebih dalam hatimu, raba lebih halus jiwamu….apa yang sebenarnya kou inginkan dari Bintang Jatuh ini??kenapa kou selalu datang dan pergi, sampai kapan kou biarkan pedangmu menorehkan luka, menyayat hati dan memedihkan mata. Apa karena kou tau bahwa sebelum kou kembali untuk melukai, aku telah memaafkan atas semua yang akan kou lakukan terhadapku??????

Jawab aku, kou tau bahwa apapun yang terjadi, aku ikhlas dan doaku untuk kebaikan dan kebahagiaanmu, aku tidak pernah menuntut dan memaksamu, tapi semua ada aturannya, ketika kou datang dengan mengetuk pintu dan sopan, tolong, pergi juga dengan pamit dan menutup pintu.

Jangan jadi pecundang sejati...atau memang ini pilihanmu???

Monday, 26 September 2010

Pkl. 22.29 WIB

Sang Bintang Jatuh.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda